Minggu, 25 Januari 2009

METODOLOGI SIX SIGMA DALAM PENINGKATAN KUALITAS

Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui tahap DMAIC, yang harus melibatkan manajemen dari tingkat atas sampai tingkat bawah secara intensif. DMAIC dilakukan secara sistematik berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta.
Konsep DMAIC merupakan konsep cloose-loop dimana output dari tiap tahap akan menjadi input bagi tahap berikutnya. Tahap-tahap dalam konsep DMAIC yang meliputi tahap: define, measure, analyze, improve and control.
Tahap Define
Tahapan proses untuk mengidentifikasi proyek perbaikan untuk mencapai tingkat kualitas Six Sigma dan menentukan karakteristik CTQ.
Pada tahap ini ditentukan masalahnya, menetapkan persyaratan-persyaratan pelanggan, dan membangun tim. Aspek yang perlu diperhatikan dalam memaparkan masalah menurut Hendradi (2006) seperti;
• Spesifik, menjelaskan secara tepat apa yang salah, bagian proses bisnis mana yang salah dan apa masalahnya
• Dapat diamati, menjelaskan bukti-bukti nyata suatu masalah. Bukti-bukti tersebut dapat diperoleh misalnya dari laporan internal maupun umpan balik pelanggan.
• Dapat diukur, menunjukkan lingkup masalah dalam suatu ukuran
• Dapat dikendalikan, masalah harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu tertentu.
Pada tahap ini tidak banyak menggunakan statistik. Pada tahap ini dapat menggunakan proses mapping dan diagram SIPOC (supplier, inputs, processes, outputs, dan customers).
Tahap Measure:
Tahap mengukur tingkat kinerja saat ini. Tahap ini berfungsi memvalidasi atau menyaring masalah dan mulai meneliti akar masalah terhadap sasaran analyze. Sebelum melakukan pengukuran terhadap tingkat kinerja, perlu dipastikan sistem pengukuran yang dilakukan. Dengan melakukan analisis terhadap sistem pengukuran, kita dapat mengetahui variasi yang terjadi apakah berasal dari kesalahan pengukuran atau disebabkan oleh variasi produk.
Tingkat kinerja suatu proses dapat dipantau dengan melakukan analisis atas kapabilitas proses. Analisis kapabilitas proses akan memperbandingkan kinerja suatu proses dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Pada tahap ini dapat digunakan metode statistik seperti; capability analysis, gage study dll.
Tahap Analyze
Tahap mencari dan menentukan akar penyebab dari suatu masalah. Masalah-masalah yang timbul terkadang sangat kompleks sehingga membuat kita bingung mana yang akan kita selesaikan. Diagram Pareto dapat digunakan untuk memprioritaskan masalah yang harus ditangani dengan aturan pengelompokan 80-20. selanjutnya akar utama suatu permasalahan dapat dianalisis menggunakan diagram fish bone yang akan menjabarkan secara detil sebab-sebab suatu masalah.
Tahap Improve:
Tahap meningkatkan proses dan menghilangkan sebab-sebab cacat. Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi peningkatan kualitas. Selama tahap improve, tim proyek mengoptimasi proses kritis mereka melalui metode tertentu, misalnya dengan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dan mendesain ulang proses sebagaimana dibutuhkan.
Tahap Control:
Tahap mengontrol kinerja proses dan menjamin cacat tidak muncul. Alat yang paling umum digunakan adalah diagram kontrol ( SPC). Fungsi umum diagram kontrol adalah;
• Membantu mengurangi variabilitas
• Memenitor kinerja setiap saat
• Memungkinkan proses koreksi setiap saat untuk mencegah penolakan
• Trend dan kondisi diluar kendali terdeteksi secara cepat.

Untuk mengetahui/ mengukur tingkat sigma suatu proses pada industri dapat dilakukan dengan menggunakan KALKULATOR SIGMA SILAKAN DOWNLOAD DISINI Read More..

TAHAPAN/LANGKAH PENELITIAN METODE TAGUCHI

Langkah-langkah ini dibagi menjadi tiga fase utama yang meliputi keseluruhan pendekatan eksperimen. Tiga fase tersebut adalah (1) fase perencanaan, (2) fase pelaksanaan, dan (3) fase analisis. Fase perencanaan merupakan fase yang paling penting dari eksperimen untuk menyediakan informasi yang diharapkan. Fase perencanaan adalah ketika faktor dan levelnya dipilih, dan oleh karena itu, merupakan langkah yang terpenting dalam eksperimen.
Fase terpenting kedua adalah fase pelaksanaan, ketika hasil eksperimen telah didapatkan. Jika eksperimen direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, analisis akan lebih mudah dan cenderung untuk dapat menghasilkan infomasi yang positif tentang faktor dan level.
Fase analisis adalah ketika informasi positif atau negatif berkaitan dengan faktor dan level yang telah dipilih dihasilkan berdasarkan dua fase sebelumnya. Fase analisis adalah hal penting terakhir yang mana apakah peneliti akan dapat menghasilkan hasil yang positif.
FILE LENGKAP DAPAT DI DOWNLOAD DISINI Read More..

CONTOH APLIKASI METODE TAGUCHI DALAM OPTIMASI

Pada produksi tempat nasi dengan berbagai macam ukuran dan bentuk di perusahaan “X” ditemui banyak faktor yang mempengaruhi hasil produksi mulai dari kondisi mesin, setting mesin hingga bahan baku plastik. Saat ini perusahaan menemukan sekitar 3% dari produk yang dihasilkan tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Standar yang dimaksud adalah: bagian tepi produk tidak terisi plastik, bagian tepi produk tidak terdapat kelebihan plastik, ram tidak terisi kelebihan plastik dan tidak lengket pada dies. Perusahaan ingin menentukan dan mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh pada terjadinya cacat produk tersebut. Untuk itu perlu dilakukan eksperimen taguchi untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh dan mengetahui besar pengaruh dari masing-masing faktor tersebut kemudian mengetahui level yang tepat bagi tiap faktor sehingga proses produksi mencapai tingkat kecacatan minimum. UNTUK FILE LENGKAP SIALAKAN DOWNLOAD DISINI Read More..

Kamis, 15 Januari 2009

Metode Taguchi dalam Peningkatan Kualitas

Menurut mbahnya, Metode Taguchi merupakan pengembangan dari Design of Experiment (DoE) yang diperkenalkan oleh Genichi Taguchi (makanya diberi nama Taguchi he…he…), Tujuannya untuk memperbaiki proses manufaktur produk untuk mencapai kualitas yang baik. Metode ini sangat membantu dalam off-line Quality Control, metode ini sangat kontroversial karena metode ini tidak cukup kuat secara konsep statistika, tapi dapat memberikan hasil memuaskan.
Metode Taguchi merupakan off-line quality control artinya pengendalian kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses sebelum sampai pada produksi di tingkat shop floor. Off-line quality control dilakukan pada saat awal dalam life cycle product yaitu perbaikan pada awal untuk menghasilkan produk.
Konstribusi dari Metode Taguchi dalam kaitannya dengan kualitan antara lain:

• Loss Function: Merupakan fungsi kerugian yang ditanggung oleh masyarakat (produsen dan konsumen) akibat kualitas yang dihasilkan. Bagi produsen yaitu dengan timbulnya biaya kualitas sedangkan bagi konsumen adalah adanya ketidakpuasan atau kecewa atas produk yang dibeli atau dikonsumsi karena kualitas yang jelek.
• Orthogonal Array: Digunakan untuk mendesain percobaan yang efisisen dan digunakan untuk menganalisis data percobaan. Ortogonal array digunakan untuk menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat memberi informasi sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi parameter. Bagian terpenting dari orthogonal array terletak pada pemilihan kombinasi level dari variable-variabel input untuk masing-masing eksperimen.
• Robustness: Meminimasi sensitivitas sistem terhadap sumber-sumber variasi.

Tahapan dalam Desain Produk atau Proses Menurut Taguchi

Dalam metode Taguchi tiga tahap untuk mengoptimasi desain produk atau proses produksi yaitu (Ross, 1996):
• System Design. Yaitu upaya dimana konsep-konsep, ide-ide, metode baru dan lainnya dimunculkan untuk memberi peningkatan produk . Merupakan tahap pertama dalam desain dan merupakan tahap konseptual pada pembuatan produk baru atau inovasi proses. Konsep mungkin berasal dari dari percobaan sebelumnya, pengetahuan alam/teknik, perubahan baru atau kombinasinya.
• Parameter Design. Tahap ini merupakan pembuatan secara fisik atau prototipe secara matematis berdasarkan tahap sebelumnya melalui percobaan secara statistik. Tujuannya adalah mengidentifikasi setting parameter yang akan memberikan performansi rata-rata pada target dan menentukan pengaruh dari faktor gangguan pada variasi dari target.
• Tolerance Design. Penentuan toleransi dari parameter yang berkaitan dengan kerugian pada masyarakat akibat penyimpangan produk dari target. Pada tahap ini, kualitas ditingkatkan dengan mengetatkan toleransi pada parameter produk atau proses untuk mengurangi terjadinya variabilitas pada performansi produk.
Read More..